Kue khas daerah yang dimasak dengan kukusan tanah

0 0
Read Time:2 Minute, 18 Second

Indonesia kaya akan kuliner tradisional yang unik, tidak hanya dari segi rasa, tetapi juga cara pengolahannya. Salah satu warisan budaya kuliner yang masih bertahan di beberapa daerah adalah penggunaan kukusan tanah untuk membuat kue tradisional. Meskipun zaman telah berkembang dengan hadirnya alat-alat modern, teknik kukus menggunakan tanah ini masih dilestarikan karena memberi cita rasa khas yang sulit ditiru alat dapur masa kini. Berikut artikel ini akan membahas tentang Kue khas daerah yang dimasak dengan kukusan tanah.

Kukusan Tanah: Teknologi Sederhana Bernilai Budaya Tinggi

Kukusan tanah adalah alat pengukus tradisional yang dibuat dari tanah liat dan digunakan sejak zaman dahulu kala sebelum adanya panci kukusan dari logam. Ini biasanya terdiri dari dua bagian: wadah air di bawah dan tempat meletakkan makanan di atas, yang terbuat dari anyaman bambu atau tanah liat berlubang. Uap dari air mendidih akan naik dan memasak makanan secara perlahan.

Proses pengukusan dengan tanah menghasilkan panas yang stabil dan merata, serta memberikan aroma khas dari tanah liat. Ini sangat memengaruhi rasa akhir makanan, terutama kue-kue basah yang lembut dan harum. Banyak masyarakat di pedesaan masih menggunakan alat ini karena bahan pembuatnya mudah didapat dan mudah dirawat.

Jenis-Jenis Kue Tradisional yang Dikukus dengan Kukusan Tanah

Beragam kue khas daerah di Indonesia dimasak dengan cara ini. Salah satunya adalah kue apem dari Jawa. Adonan dari tepung beras, kelapa parut, dan gula merah difermentasi terlebih dahulu sebelum dikukus dalam wadah dari daun pisang. Penggunaan kukusan tanah memberikan kelembutan yang khas serta aroma alami yang menggoda.

Di Sulawesi, terdapat barongko, makanan khas Bugis yang dibuat dari pisang, santan, telur, dan gula, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus. Kukusan tanah menjadikan teksturnya lebih lembut dan aromanya lebih harum.

Selain itu, di Sumatera terdapat kue lapek bugih yang juga dikukus dalam daun pisang dengan alat tradisional. Kombinasi kelapa, ketan, dan gula merah terasa lebih kuat karena uap dari kukusan tanah mempercepat pelepasan aroma alami bahan-bahan tersebut.

Proses yang Memerlukan Ketelatenan

Menggunakan kukusan tanah memerlukan ketelatenan. Api harus dijaga agar tetap stabil, dan waktu memasak sedikit lebih lama dibandingkan kukusan logam. Namun, proses ini justru memberi keunggulan dalam rasa dan tekstur. Kue yang dihasilkan lebih lembut, tidak terlalu basah, dan tidak mudah basi.

Selain itu, penggunaan daun pisang sebagai alas atau pembungkus memperkuat aroma tradisional.

Menjaga Tradisi Melalui Dapur

Penggunaan kukusan tanah bukan hanya soal teknik memasak, tetapi juga bagian dari pelestarian budaya. Di beberapa desa, ibu-ibu masih menggunakan kukusan tanah untuk acara adat, kenduri, atau perayaan tertentu. Bahkan di pasar tradisional, kue yang dimasak dengan metode ini masih banyak dijual dan dicari karena citarasanya yang otentik.

Kini, meskipun kukusan modern lebih praktis, banyak pelaku UMKM yang kembali menggunakan alat tradisional untuk menonjolkan nilai keaslian produk mereka. Selain sebagai daya tarik, hal ini juga menjadi bentuk edukasi budaya kepada generasi muda.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

More From Author

Cara Memahami Peran Variasi dalam Blackjack

Slot bertema puisi dan sastra klasik